Ketika
Anda sakit, dokter mungkin sering kali memberikan resep obat antibiotik dan
dianjurkan untuk mengonsumsinya sampai habis. Tapi, apakah Anda tahu bagaimana
cara kerja obat antibiotik di dalam tubuh? Bagaimana obat tersebut dapat
memulihkan kondisi Anda menjadi sehat kembali?
Apa
itu obat antibiotik?
Menurut
US National Library of Medicine, antibiotik adalah obat-obatan yang kuat yang
dapat melawan pertumbuhan bakteri dan bisa menunjang kehidupan bakteri lainnya.
Antibiotik diketahui juga sebagai antibakteri yaitu jenis obat yang berfungsi
untuk melawan, menghancurkan, serta memperlambat pertumbuhan bakteri. Kata
antibiotik sendiri berasal dari bahasa yunani, di mana anti diartikan sebagai
melawan dan bios adalah kehidupan – dalam hal ini adalah bakteri yang hidup.
Jenis obat ini sering kali digunakan untuk penyakit infeksi yang disebabkan
oleh bakteri.
Bakteri
merupakan makhluk hidup yang berukuran mikroskopik atau hanya bisa dilihat
dengan mikroskop yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Beberapa jenis
bakteri memang tidak menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan, namun kebanyakan
memang menyebabkan infeksi pada tubuh.
Sebenarnya,
sebelum bakteri berkembang biak dan menghasilkan berbagai gejala serta tanda,
sistem kekebalan tubuh sudah bekerja untuk menghancurkan dan menghentikan
bakteri tersebut. Sistem kekebalan tubuh memiliki sel darah putih yang
bertanggung jawab untuk melakukan penyerangan. Tetapi ketika tubuh tidak bisa
menangani pertumbuhan bakteri, maka bakteri akan terus menekan sistem kekebalan
tubuh dan akhirnya berhasil menginfeksi tubuh. Saat kondisi tersebutlah
antibiotik diperlukan.
Antibiotik
yang pertama kali dibuat adalah penicillin yang dikembangkan oleh salah satu
peneliti terkenal yaitu Alexander Fleming pada tahun 1928. Semenjak itu,
antibiotik dipakai untuk mengobati penyakit infeksi yang terjadi karena
bakteri.
Bagaimana
cara antibiotik bekerja dan menghancurkan bakteri?
Secara
umum, memang antibiotik berfungsi untuk menekan pertumbuhan bakteri yang
menginfeksi tubuh. Tetapi, antibiotik sebenarnya dibagi menjadi dua kategori
jika dilihat dari cara bekerjanya, yaitu:
Antibiotik
yang bersifat untuk membunuh bakteri, alias bactericidal. Obat jenis ini
biasanya merusak satu per satu bakteri yang menginfeksi dengan cara
menghancurkan dinding sel bakteri, sehingga bakteri tersebut mati. Penicillin
adalah jenis bactericidal.
Antibiotik
yang menghentikan perkembangan bakteri, atau disebut juga dengan
bacteriostatic. Ketika obat antibiotik berhasil menekan perkembangan serta
pertumbuhan bakteri, maka bakteri hanya akan berjumlah sama dan tidak bertambah.
Dengan begitu sistem kekebalan tubuh kita dapat mengatasinya langsung tanpa
khawatir akan ‘kalah’.
Klasifikasi
antibiotik juga bisa dilakukan dengan mengelompokkannya berdasarkan
kemampuannya melawan jenis bakteri, yaitu
Antibiotik
berspektrum luas, yaitu antibiotik yang dapat menghancurkan hampir segala jenis
bakteri, seperti amoxycilin dan gentamicin.
Antibiotik
berspektrum sempit, merupakan jenis antibiotik yang hanya dapat melawan
beberapa jenis bakteri saja, contohnya penicillin.
Jadi,
apa fungsi antibiotik sebenarnya?
Antibiotik
memang sering kali diberikan untuk mengobati penyakit-penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, jamur, dan parasit. Tetapi untuk penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus, tidak akan diberikan obat antibiotik karena pada
dasarnya antibiotik tidak bisa melawan virus, seperti penyakit infeksi saluran
pernapasan, radang tenggorokan, dan flu. Penyakit tersebut tidak bisa ditangani
oleh antibiotik.
Apakah
minum obat antibiotik menimbulkan efek samping?
Di beberapa kasus yang
umum, antibiotik bisa menimbulkan beberapa gejala seperti:
1.
Diare
2.
Perasaan tidak enak pada seluruh tubuh
3.
Gangguan pada mulut
Sedangkan beberapa
gejala berikut ini jarang terjadi, tetapi masih mungkin saja muncul yaitu
1.
Berisiko mengalami batu ginjal (jika
mengonsumsi sulphonamides)
2.
Mengalami pengentalan darah yang terjadi
pada orang yang mengonsumsi cephalosporins
3.
Sensitif terhadap cahaya matahari, jika
mengonsumsi tetracyline
4.
Gangguan pada pembuluh darah, mungin
terjadi saat meminum trimethoprim
Apakah
antibiotik bisa ‘kalah’ melawan bakteri?
Jika
pemakaian dan pengonsumsian antibiotik tidak benar serta tidak sesuai, maka
berisiko untuk mengalami resistensi antibiotik. Resisten antibiotik adalah
kondisi di mana antibiotik tersebut tidak lagi bisa menghancurkan serta
mencegah pertumbuhan bakteri, justru bakteri bertambah kuat dan kebal, sehingga
bisa menghalangi kerja antibiotik tersebut. Hal ini biasanya terjadi akibat
konsumsi antibiotik yang tidak benar, seperti tidak habis, tidak sesuai anjuran
dokter, atau bahkan pemakaian yang berlebihan.
Bakteri
yang bersifat resisten alias kebal terhadap antibiotik biasanya lebih kuat dan
lebih berbahaya. Pada keadaan sebelumnya, bakteri membelah diri setiap 20 menit
sekali. Tetapi saat terjadi resistensi antibiotik terjadi, perkembangannya akan
lebih cepat dan lebih banyak dari pada sebelumnya. Hal tersebutlah yang
membuatnya lebih berbahaya dibandingkan sebelumnya. Jika resistensi terjadi,
maka dokter atau ahli medis akan mengadakan kultur jaringan untuk mengetahui
jenis antibiotik apa yang bisa efektif membunuh bakteri tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar